Senin, 07 Desember 2009

Kilang Indonesia Sebelum Masa Kemerdakaan

Minyak bumi merupakan satu hal tak bisa dipisahkan dari perjuangan bangsa sebelum & setelah kemerdekaan, kemerdekaan yang berarti penguasaan atas bumi, air, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Perusahaan-perusahaan minyak asing telah berlomba membangun kilang minyak di Indonesia Jauh sebelum Perang Dunia II dan perang kemerdekaan. Mereka membangun kilang di beberapa tempat seperti Cepu, Pangkalan Berandan, Wonokromo, Balikpapan, Sungai Gerong, dan Plaju.

Dibangun pada tahun 1889, kilang Wonokromo merupakan kilang tertua di Indonesia setelah ditemukannya minyak di daerah konsesi Jabakota oleh De Dordtsche Petroleum Maatschappij, dekat Surabaya. Kilang ini merupakan unit distilasi atmosfir

Pada tahun 1891, De Koninklijke membangun Kilang Pangkalan Berandan yang dirancang untuk mengolah crude oil dari Sumatera utara.

Pada tahun 1894 Kilang Cepu dibangun oleh De Dordtsche Petroleum Maatschappij. Mengolah crude lapangan-lapangan sekitar Cepu dengan proses distilasi atmosfir. Kilang ini dibeli oleh BPM pada tahun 1911.

Pada tahun yang sama 1894 Shell Transport and Trading Company sebelum bergabung dalam Royal Dutch Shell membangun kilang Balikpapan, mereka mengolah minyak yang diproduksi lapangan Sanga-sanga.

Pada tahun 1904 BPM mendirikan kilang Plaju dan mulai beroperasi pada tahun yang sama. Dirancang untuk mengolah crude oil dari lapangan sekitar Palembang. Hingga kini kilang Plaju terus dilengkapi.

Mei 1926, Kilang Sungai Gerong yang dibangun oleh Stanvac, mulai beroperasi. Bahan baku kilang ini berasal dari lapangan Benakat, Talang Akar, Lirik, Pendopo, Jirak, dan Selo.

Tidak ada komentar: